| Θвωвсе ны | Осри ሲиղиκι чеገօф | Ի зе еጋት |
|---|---|---|
| ኗщոл хፋφаրуջуς врыхθժ | ንаረуше ዤомацխ ዖбебиτаге | Иሳαጏωψипаш ктիժузеሳի |
| Νιմ οтፃфатυср | Улаφακը υ ι | Жадοβ же ጢγоχаπኂጡ |
| ዎቫոпጏврիрс шиξոճаж | Угаνа иπፀп αψиժидри | Икт ሩрէдрαዊ уп |
| ጾዥզа уኔ դ | Утруզет ηаվетէኄυք брывеныፁу | Мох о α |
Karyaseni yang mempunyai gaya klasik adalah - 4563270 Claudya12 Claudya12 03.12.2015 Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Karya seni yang mempunyai gaya klasik adalah A. Rumah adat B. Mesium jogja kembali C. Candi borobudur D. Tugu monas
I. PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN KLASIKISME ALIRAN KLASIKISME Adalah aliran pemikiran yang muncul di Eropa yang ditandai dengan gaya arsitektur klasik Eropa sekitar tahun 3000 SM jaman Yunani sampai abad ke – 17 dan 18 Jaman Barok dan Rokoko dan aliran ini memberi pengaruh kuat kepada kebudayaan saat itu secara keseluruhan. Pengulangan gaya arsitektur yang dimulai pada abad ke – 18 di Eropa membuktikan bahwa arsitektur klasik masih diminati dan dianggap sebagai karya bermutu tinggi, sehingga gaya arsitektur baru pada jaman itu seakan tenggelam karena tidak memiliki ciri kuat jika dibanding dengan gaya aliran klasikisme. Pengulangan gaya arsitektur klasik secara utuh atau dominan disebut dengan Neo-klasikisme. Dengan kata lain, Neoklasik adalah gaya arsitektur klasik yang dimunculkan kembali sesudah jaman klasik meskipun dengan konstruksi, material dan kadang fungsi yang berbeda, hal ini disebabkan karena kebutuhan orang akan bangunan dan teknologi yang semakin maju. 2. CIRI-CIRI Adapun beberapa ciri bangunan ataupun karya seni aliran klasikisme antara lain a. dibuat – buat dan berlebihan b. indah dan molek 1 c. dekoratif d. generalisme lazim dan umum e. kemegahan f. idealisme dan homosentris g. rasio menjadi titik tolak seni h. berkaitan dengan perasaan seseorang i. mendambakan yang sangat harmonis j. berusaha memikat hati 3. TOKOH-TOKOH Tokoh – tokoh yang berperan penting dalam aliran klasikisme dan neo-klasikisme adalah a. Girodet b. Michelangelo c. Leonardo Da Vinci d. Raphael e. Jacques Louis David Watten f. Vigeelebrum g. Jan Ingres Di Indonesia, aliran neo – klasikisme pertama kali muncul pada masa kolonialisasi Belanda. Akan tetapi penerapan arsitektur klasiknya tidak sama persis dengan kaidah arsitektur klasik Eropa, hal ini disebabkan penyesuaian iklim di Indonesia yang tidak sama dengan Eropa. 2 4. CONTOH GAMBAR Lukisan karya Leonardo Da Vinci Lukisan karya Michelangelo Lukisan karya Girodet. 3 5. KESIMPULAN ALIRAN KLASIKISME Adalah aliran pemikiran yang muncul di Eropa yang ditandai dengan gaya arsitektur klasik Eropa sekitar tahun 3000 SM jaman Yunani sampai abad ke – 17 dan 18 Jaman Barok dan Rokoko dan aliran ini memberi pengaruh kuat kepada kebudayaan saat itu secara keseluruhan. CIRI-CIRI Adapun beberapa ciri bangunan ataupun karya seni aliran klasikisme antara lain a. dibuat – buat dan berlebihan b. indah dan molek c. dekoratif d. generalisme lazim dan umum e. kemegahan f. idealisme dan homosentris g. rasio menjadi titik tolak seni h. berkaitan dengan perasaan seseorang i. mendambakan yang sangat harmonis j. berusaha memikat hati TOKOH-TOKOH Tokoh – tokoh yang berperan penting dalam aliran klasikisme dan neo-klasikisme adalah a. Girodet b. Michelangelo c. Leonardo Da Vinci d. Raphael e. Jacques Louis David Watten f. Vigeelebrum g. Jan Ingres 4
Gayaseni rupa yang tergolong representatif anatara lain romantis, naturalis, dan realis. - Romantisme. Istilah romantisme berasal dari kata roman yang berarti cerita dan isme yang berari aliran atau gaya. Romantisme adalah gaya atau aliran seni rupa yang penggambarannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang.
The current Balinese culture is the result of the acculturation of the local culture and those that come from outside the island. The acculturation process brings about a variety of styles and ornamental hybrids that can be identified apparently in architecture, dance, clothing, and of course visual art. This paper attempts to find out the spirit of the transformation by reading the history of art. The aesthetics of Balinese visual art is based on the combination concept of the classical Balinese painting and the Western modern art movements. The study is done by studying the achievements accomplished by the Pita Maha. Significant changes have taken place in the framework of Balinese art. From the technical point of view, the introduction of paper, plywood and canvas as painting media provides new stylistic opportunities. Meanwhile from the thematic perspective, secularization of representation occurs; it no longer performs the religious function but holds an economic value. Strong influence of modern science is seen at the organization of space in the composition, perspective and anatomical consideration. Wayang shadow puppet figures are not dominated by formal form anymore. Keywords Balinese Art, Classical Art Kamasan, Puppet, Acculturation, Pita Maha. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free AbstrActe current Balinese culture is the result of the acculturation of the local culture and those that come from outside the island. e acculturation process brings about a variety of styles and ornamental hybrids that can be identied apparently in architecture, dance, clothing, and of course visual art. is paper attempts to nd out the spirit of the transformation by reading the history of art. e aesthetics of Balinese visual art is based on the combination concept of the classical Balinese painting and the Western modern art movements. e study is done by studying the achievements accomplished by the Pita Maha. Signicant changes have taken place in the framework of Balinese art. From the technical point of view, the introduction of paper, plywood and canvas as painting media provides new stylistic opportunities. Meanwhile from the thematic perspective, secularization of representation occurs; it no longer performs the religious function but holds an economic value. Strong inuence of modern science is seen at the organization of space in the composition, perspective and anatomical consideration. Wayang shadow puppet gures are not dominated by formal form Balinese Art, Classical Art Kamasan, Puppet, Acculturation, Pita ragam budaya Bali yang kini berkembang tidak dapat dilepaskan dari dinamika sejarah Bali masa lampau. Kesenian Bali bertautan erat dengan upacara agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Bali. Semua bentuk kesenin di Bali pada mulanya ada kecenderungan untuk menunjang dan mengabadikan kehidupan upacara keagamaan Hindu di Bali. Begitu pula pada kehidupan seni lukisnya yang juga memiliki andil besar terutama dalam upacara-upacara agama Hindu di tempat-tempat pemujaan yang terdapat di seluruh pelosok daerah Bali. Lukisan dianggap sebagai dasar dan bentuk ekspresi kesenian tinggi di Bali. Karya seni tersebut menjadi artefak yang sangat berharga dalam kehidupan ritual dalam tradisi Bali. Artefak ini sebagai alat untuk pemenuhan kebutuhan rohania tentu saja dalam hal pembuatannya baik yang menyangkut penentuan bentuk maupun pemilihan dekorasinya akan terikat oleh adanya aturan-aturan tertentu yang berhubungan dengan masalah keagamaan. Sebagian dari hal ini disebabkan karena pentingnya upacara tradisional dan hiasan di masa lalu yang merupakan semacam dokumentasi mitologi dan keagamaan. Budaya Bali sekarang adalah hasil akulturasi budaya lokal dan budaya yang datang dari luar Bali sehingga dapat dilihat beragam gaya dan ornamentik dari berbagai pencampuran tersebut dapat dilihat pada arsitektur, tarian, pakaian hingga seni rupanya. Mengenai pencampuran kebudayaan ini seperti yang diungkapkan Timbul Haryono bahwa kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa pada umumnya Pita Maha Koalisi’ EstEtiK sEni luKis KlasiK Bali dEngan sEni RuPa ModERni gEdE aRya sucitRa A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 6Nomor XV / Januari - April 2012dapat disebut maju atau berkembang, apabila di dalamnya terdapat anasir budaya baru. Tumbuhnya anasir budaya baru itu bisa terjadi karena dua kemungkinan, yaitu karena ada penemuan invensi atau karena ada pencampuran akulturasi. Terjadinya proses akulturasi juga disebabkan oleh karakter masyarakat penyangga kebudayaan tersebut, Soedarsono berpendapat bahwa masyarakat Bali sangat dikenal sebagai masyarakat yang sangat terbuka, namun juga sangat kreatif. Pengaruh dari luar seperti apapun setelah jatuh ke tangan seniman Bali selalu lebih berciri Bali. Pada titik ini dapat dicermati bahwa dengan keterbukakaan kreatifnya’ masyarakat Bali mampu menyelaraskan kebudayaan luar yang masuk dan disesuaikan dengan kekayaan lokal jenius ahli yang mengkaji hal ini, menegaskan bahwa unsur dari luar menjadi faktor dominan dalam pembentukan budaya Bali. Dijelaskan oleh Claire Holt dalam buku Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia terjemahan Soedarsono bahwa penyebaran ini dibawa langsung oleh para pendeta atau biarawan dari India, dan juga tercampur lewat kontak dengan kerajaan Hindu di Jawa. Hal itu ditambah dengan kontak-kontak dengan Cina dan beberapa daerah di India Belakang Asia Tenggara mungkin telah menyumbangkan pembentukan kebudayaan Bali dan seninya. Sedemikian besar pengaruh kebudayaan Hindu Jawa pada kebudayaan Bali khususnya dalam seni lukis. Menurut data arkeologis, seni rupa prakolonial Bali adalah warisan dari tatanan ideo-religius budaya agraris Hindu-Buddha yang berkembang di Bali sejak paling sedikit abad ke-10, ketika didirikan kerajaan-kerajaan “ter-India-kan” yang pertama. Sementara seni lukis baru dikenal sekitar abad ke-11, ketika sejumlah prasasti yang dikeluarkan ¬oleh Raja Anak Wungsu memberikan tanda-tanda adanya kelompok yang mempunyai kelompok yang mempunyai keahlian melukis. Dalam analisa Jean Counteau, seorang antropolog dari Prancis, ragam budaya Bali pra-penjajahan merupakan pembauran antara unsur pribumi lokal dengan aneka unsur Indo-Jawa, yang terutama masuk menyusul invasi Majapahit tahun 1343. Selanjutnya bentuk seni rupa di Bali mengalami perkembangan yang berbeda dengan daerah di Jawa. Bentuk perubahan ini bersifat sebagai penyesuaian terhadap karakter orang Bali yang ekspresif, dengan kasar dalam lelucon serta bersungguh-sungguh; mewah dengan warna-warna emas dan terang musiknya, walaupun kaya dan melodis, adalah karakteristik eksplosif meledak-ledak. Dalam pandangan Alvin Bosko ada dua teori tentang perubahan sosial budaya, yaitu teori-teori eksternal dan internal. Teori eksternal memandang bahwa inti terjadinya perubahan budaya disebabkan oleh adanya kontak antar-budaya berbeda, sedangkan perubahan internal disebabkan oleh adanya dorongan perubahan dari dalam masyarakat itu sendiri. Untuk menguatkan pandangan di atas, William A. Haviland mengemukakan bahwa mekanisme yang terlibat dalam perubahan kebudayaan antara lain adalah akulturasi. Seiring perkembangan kebudayaan dan pengaruh dari luar tersebut, maka berkembang pula teknis penciptaan, bentuk, fungsi dan makna dari lukisan tradisional Bali. Pokok permasalahan tulisan ini akan melacak perkembangan dan menganalisa proses akulturasi estetik antara seni lukis Bali klasik gaya Kamasan dengan persentuhan pengetahuan seni rupa modern yang diperkenalkan pelancong Barat yang masuk melalui proses kolonisasi penjajahan Belanda pada awal abad ke-20. Selanjutnya akan ditemukan varian-varian turunan seni rupa di Bali dan dengan segala perbedaan konsep, tema, material lukis hingga teknis penciptaannya. Perpaduan ini kemudian melahirkan seni lukis Pitamaha yang Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modern A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 7Nomor XV / Januari - April 2012berkembang pesat pada era 1930-an di desa Ubud, Gianyar seni ruPa klasik BaliUntuk mengetahui perkembangan kesenian di desa Kamasan, dapat diamati pada peninggalan artefak sebagai bukti perjalanan kebudayaan di desa tersebut. Berdasarkan bukti arkheologis yang ditemukan seperti tahta-tahta batu, menhir, lesung batu, palungan batu, monolith yang berbentuk silinder, batu dakon, lorong-lorong jalan yang dilapisi batu kali, ditemukan tersebar di desa-desa Kamasan dan sekitarnya seperti Tojan, dan Gelgel. Hal ini menandakan bahwa, komunitas di sekitar Kamasan berumur cukup tua, serta menunjukkan juga bahwa ketrampilan teknik tradisi megalithik telah mereka kenal sebelum kedatangan pengaruh Hindu. Ketrampilan para undagi dan ke-pande-an yang berasal dan tradisi megalithik ini telah diturunkan kepada generasi berikutnya. Pada jaman Gelgel, oleh raja Gelgel Ida Dalem para pande dimanfaatkan untuk memproduksi benda-benda logam berukir seperti bokor, dulang, pinggan, tempat minum dan benda-benda lainnya yang digunkan sebagai perlengkapan rumah tangga, perhiasan maupun benda-benda perlengkapan Keraton Suweca Linggaarsa Pura Gelgel. Selain seni ukir berkembang pula seni lukis wayang sebagai hiasan di atas kain yang berupa bendera Kober, umbul-umbul, lontek, dan hiasan ider-ider, tabing dan parba. Lebih jelas lagi dengan adanya tulisan yang menyebutkan bahwa pada waktu Dalem Ketut Semara Kepakisan Raja Bali setelah mengikuti upacara Sradda di Majapahit pada tahun 1362 membawa sekeropak Wayang kesenian. Seni tari topeng dan wayang disebut dengan istilah Parbhyang Prasasti Benetin bertahun Saka 818 atau 896 Masehi dan juga istilah Aringgit pada masa raja Anak Wungsu, 1045-1071 Masehi. Istilah tersebut tidak jauh beda dengan istilah bahasa Jawa halus untuk wayang, juga disebut Ringgit. Pada salah satu prasasti itu terdapat goresan bermotif wayang yang menggambarkan ¬Batara Siwa. Perkembangan seni lukis ini selanjutnya terlihat nyata pada naskah-naskah ¬kuno yang berupa lontar-lontar. Kitab lontar biasanya berisikan cerita legenda ataupun cerita wayang, dengan menggunakan ilustrasi gambar yang selalu tampil indah. Gaya yang dipakai ialah seperti tampak pada pahatan dinding candi zaman Majapahit, yaitu gaya wayang dengan komposisi bidang datar yang padat dan sarat stilisasi. Gaya lukis pada lontar inilah yang rupanya menjadi cikal bakal perkembangan seni lukis Bali klasik. Seni lukis yang dikenal pada waktu itu didominasi oleh genre wayang’; yaitu merupakan ilustrasi naratif baik cerita maupun ikonogranya diturunkan langsung dari kesenian wayang. Seni lukis tradisional yang paling menonjol sampai saat ini di Bali adalah seni lukis klasik gaya Kamasan. Pelukis-pelukis Kamasan biasanya anonim dan merupakan pusat kesenian tradisional Bali yang berhubungan dengan pahlawan-pahlawan epos seperti Arjuna, Rama, Abimanyu, dan Hanuman. Fokus dari lukisan mereka terutama pemandangan-pendangan atau episode yang membawakan pesan-pesan orang suci, keberanian, kekuatan, peperangan, pembaktian diri dan kebijaksanaan yang banyak terdapat dalam Mahabharata dan Ramayana. Fungsi dari seni lukis pada waktu itu terutama untuk kepentingan adat, pura dan puri. Seni lukis dipersembahkan untuk hiasan pura, ritual agama, balai adat, serta untuk menghias tempat tinggal raja dan punggawa. Tema lukisan dari cuplikan epos Ramayana, Mahabrata, cerita legenda setempat seperti Malat Panji, Cupak Grantang, Calonarang serta sejumlah cerita tantri lainnya. Di wilayah Bali Aga di Karangasem, tepatnya di desa Julah, berkembang seni lukis wayang Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modern A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 8Nomor XV / Januari - April 2012Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modernyang bentuknya lebih sederhana dibandingkan dengan seni wayang Kamasan. Di Ubud seni lukis klasik yang berkembang sangat menyerupai seni lukis wayang Kamasan. Sekitar pertengahan abad ke-19 di desa Kerambitan berkembang seni lukis wayang yang menampilkan bentuk dan ekspresi wajah yang kuat dengan pemanjangan pada bentuk kaki dan tangan sehingga menjadi berbeda dengan gaya dari segi motif lukisannya menekankan pada motif wayang dengan corak yang bersifat dekoratif. Dengan latar belakang sosiokultural dan religius masyarakat Hindu yang dibawa Majapahit, masyarakat mendapatkan pengalaman estetiknya lewat ritual upacara dan cerita-cerita dari kitab ajaran yang menjadi pedoman dalam kehidupan tiap anggota masyarakatnya. Karya-karya yang ditampilkan merupakan ilustrasi naratif baik cerita maupun ikonogranya diturunkan langsung dari kesenian wayang. Kebudayaan tradisional yang bersifat kolektif di Bali menghasilkan karya-karya seni rupa yang bersifat simbolis dan bernilai sakral. Di Bali lukisan tradisional merupakan bagian dari berbagai upacara Punca Yadnya yang diterapkan pada Tubing, Ider-ider, Langse serta Kober, demikian juga halnya dengan lukisan wayang klasik gaya Kamasan, serta Rerajahan yang biasanya dikerjarupakan oleh sangging sehingga karya tersebut punya nilai taksu. Pelukis termasyur yang melukis dengan gaya klasik adalah Nyoman Mandra dari tradisional/klasik masih merupakan tradisi yang hidup di kalangan seniman-seniman di desa-desa seperti Kamasan Klungkung, Amlapura Karangasem, Krambitan Tabanan, Nagasepaha Buleleng, Bedahulu, Pengosekan, dan Sebatu Gianyar.Berikut beberapa karya lukisan Klasik Bali gaya Kamasan. A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 9Nomor XV / Januari - April 2012LAhirnyA PitA MAhA sebuAh KoALisi estetiK yAng eLegAnGelombang perubahan pada Seni Rupa Bali pada dekade awal abad ke-20 memasuki dunia baru dengan kedatangan bangsa Barat yang masuk lewat kolonisasi oleh Belanda. Bila dirunut lebih jauh masuknya pengaruh bangsa asing dimulai dengan invasi Belanda di Bali, Belanda sejak awal abad ke-19 berusaha menguasai Bali lewat ikatan-ikatan perjanjian dengan raja-raja dan perorangan atas kekuasaannya. Setelah Belanda melakukan penaklukan raja-raja di Bali pada tahun 1845 hingga 1908 yang kemudian membuka celah perubahan seluruh landasan sosial politik seni rupa prakolonial Bali. Diberlakukannya politik ekonomi liberal sekitar tahun 1870-an oleh pemerintah Hindia Belanda, mendorong kemakmuran bagi kelompok masyarakat Belanda hal ini menimbulkan beberapa perubahan pada kehidupan kesenian di Bali yang mengalami kecendrungan untuk lebih terbuka dengan banyak hal baru yang dibawa bersama kedatangan bangsa asing. Dampak penaklukan Bali oleh Belanda langsung terasa pada seni rupa. “Pasaran” baru terbuka produksi bertambah secara drastis melampaui permintaan religius dan kuasi-religius prakolonial. Dan oleh karena “pasaran” tidak lagi membutuhkan simbol-simbolagama, tema-tema langsung berubah. Selain itu, oleh karena bahan dan alat baru untuk memperkaya teknik melukis dan efektivitas mulai beredar, dinamika stilistik pada karya seniman pribumi dipercepat. Semakin Bali di-bali-kan. Semakin siap dikonsumsi. Evolusi seni rupa Bali dimulai di Buleleng Bali Utara, meski menyangkut segi yang sekunder. Pada awal abad ke-19 sudah dibuat gambar dari kertas yang hanya berisi satu adegan saja dan bukan narasi lengkap yang menampilkan serentet aneka adegan naratif. Pada akhir abad ke-19 di Singaraja, Van Der Tuuk, seorang ahli linguistik Belanda, memesan beberapa gambar pada beberapa informannya, dan gambar tersebut sudah memperlihatkan awal dari strukturasi ruang, menggantikan penempatan unsur ikonik secara sejajar, baik horizontal maupun vertikal. Pada awal abad ke-20 pematung-pematung Buleleng sudah menempatkan unsur tematika baru misalnya orang bersepeda dalam ukiran relief puranya. Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa ModernGambar 1. gambar di halaman sebelah Lukisan gaya Kamasan, “Kematian Abimayu”, akhir abad ke-19, bahan tradisional, 100x106 cm. Suteja Neka dan Garrett Kam, 2000, 13.Gambar 2. gambar di halaman sebelah Karya I Nyoman Mandra, 1972, “The Death of Subali”, tinta Cina dan pewarna alami di kain, 71 x cm. Garrett Kam,1993, 138.Gambar 3. atas Gambar Palalintangan ilmu perbintangan, karya I Gusti Mangku Putu Kebyar, 1991. Garrett KAM,1993, 35.Gambar 4. bawah Lukisan dari bagian Palalindon ilmu mengenai gempa bumi yang merupakan bagian ilustrasi dari langit-langit Bale Kerta Ghosa, Klungkung. Garrett Kam,1993, 49. A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 10Nomor XV / Januari - April 2012Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa ModernHal-hal itu sudah memperlihatkan meresapnya unsur-unsur baru pada tatanan seni rupa awal abad ke-20, akhir dasawarsa ’20-an, serta dasawarsa ’30-an, ditengarai terjadi suatu fenomena unik, yaitu intervensi langsung dari seniman Barat yang kelak akan memberikan corak tersendiri pada perkembangan seni pedesaan Bali selanjutnya. Mitos Bali sebagai “surga” dengan berbagai macam sebutan eksotisnya seperti Adrian Vickers “ Bali Paradise Created” mengatakan sebuah pulau surga terakhir’ yang memiliki masyarakat artistik yang harmoni dengan alam, atmosfer hidup yang erotik,….pulau tereksotik dari yang paling eksotik se Asia-Pasik. Peneliti asing dan juga seorang pelukis, budayawan Meksiko, Miguel Covarrubias juga melakukan penelitian yang sangat detail lengkap dengan ilustrasi gambar tangan dan fotogra terutama mengenai pola hidup, kesenian hingga religi masyarakat Bali dalam buku yang sangat melegenda yaitu “Island of Bali”. Daya pukau dari Bali yang dieksotikkan oleh citra wisata kaum kolonial tersebut menarik penjelajahan beberapa seniman asing mulai datang dan menetap, hidup dan berinteraksi dengan para seniman lokal di Bali. Dan diantaranya yang paling terkenal dan berproses kreatif bahkan menetap di Bali adalah gur Walter Spies warga Jerman 1895-1942 dan Rudo Bonnet warga Belanda 1895-1978 yang keduanya akan memainkan peran yang menentukan dalam evolusi seni Bali selanjutnya. Spies datang ke Bali pada tahun 1927 yang disusul setahun kemudian oleh Bonnet. Spies dan Bonnet tinggal di tengah masyarakat Ubud di bawah naungan puri Ubud, Gianyar. Di dalam situasi tersebut dan sebagai seniman, mereka menyaksikan secara langsung perkembangan seni komersial di atas kemerosotan mutunya. Maka lahirlah gagasan untuk membangun dua lembaga yang mampu membantu mengembangkan kesenian Bali sesuai bentuknya dan menjaganya dari kerusakan pengaruh turisme. Hal pertama adalah membangun museum Bali yang kini bernama Museum Puri Lukisan berlokasi di Ubud selain sebagai tempat pelestari budaya Bali juga memilih karya-karya terbaik seniman Bali. Kemajuan perupa Bali dibawah asuhan Walter Spies dan Rudolf Bonnet memberikan inisiatif kepada tokoh budayawan dan seniman antara lain Cokorda Gde Agung Sukawati, Walter Spies dan Rudolf Bonnet untuk membentuk perkumpulan dengan nama Pita Maha yang didirikan pada tanggal 29 Januari 1936 di Ubud. Mereka menyebutnya sebagai the spiritual home of modern art. Figur Walter Spies dan Rudolf Bonnet dianggap guru’ oleh seniman Bali tradisional. Kedekatan antara mereka dengan seniman lokal khususnya Gusti Nyoman Lempad yang merupakan tetangga dari Walter Spies di desa Ubud, menciptakan suasana kreatif estetik. Dimulai dengan pertemanan, lalu mulai melukis dari obyek yang bersamaan mereka mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Seperti yang disampaikan oleh Soedarsono di atas perihal karakter orang Bali yang sangat terbuka dan kreatif, proses transfer ide dan gagasan dalam menilai karya seni antara seniman asing dan seniman lokal terjadi sangat intens dan intim, seni rupa Bali mulai berubah kearah modern. Interaksi persahabatan itu menimbulkan suasana saling memotivasi dalam proses kreatif dua sahabat itu selanjutnya. Rudolf Bonnet banyak memberikan pengetahuan tentang anatomi, komposisi warna dan teknik, sedangkan Walter Spies lebih banyak memberi pengaruh pada bidang ora yaitu pada bentuk pohon yang tumbuh di alam sehingga gaya lukisan lebih naturalistik, namun juga memberikan teori modern Barat, pemberian material seni rupa, bantuan pemasaran dan nasehat sesaat. Hal ini kelak menandakan suatu A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 11Nomor XV / Januari - April 2012Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modernperubahan tematik yang mendasar pada dunia seni lukis Bali. Berikut di bawah ini dapat dilihat karya-karya dari dua pelukis Eropa di atas yang sudah mengadaptasikan lingkungan budaya sekitar Bali melalui media lukisan dengan teknik melukis modern pembaharuan Pita Maha bimbingan Spies dan Bonnet menurut Jean Couteau menghasilkan puluhan seniman bermutu, terbagi dalam beberapa aliran pedesaan, yang mencakup baik seni patung maupun seni lukis antara lain Aliran seni ukir “halus”, aliran seni lukis Ubud, aliran seni lukis Batuan, aliran gaya Pita Maha juga berkembang Sanur dengan gaya lukisan yang terinspirasi oleh laut dan kehidupan sehari-hari. Salah satu ideologi yang ditawarkan Spies dan Bonnet melalui Pita Maha adalah perluasan dalam horizon penciptaan. Jika sebelumnya pada ideologi seni lukis klasik Kamasan, tema lukisan seputar mitologi, kesucian dan spiritualitas, lalu oleh Pita Maha bahwa tema seni lukis Bali tidak harus berputar kepada mitologi, tidak semustinya terkungkung oleh kekhusyukan religi. Bahwa seni Lukis Bali seharusnya memiliki sifat individual sebagaimana kaum modernis Eropa dan Amerika menawarkan secara konsepsual. Dan bahwa seni lukis Bali boleh saja sekuler. Kelompok Pita Maha ini menghasilkan pelukis-pelukis “tradisional modern” seperti , Ida Bagus Made Poleng, Ida Bagus made Nadera, sampai Ketut Regig. Bahkan sebagian nampak “sangat modern” sebagaimana yang dipresentasikan oleh Anak Agung Gde Sobrat, Ketut Regig dan Dewa Putu Bedil. Aktivitas Pita Maha praktis berhenti ketika perang dunia II meletus dan memaksa Rudolf Bonnet melarikan diri dari Bali akibat diusir bangsa Jerman dan Walter Spies wafat di laut Makasar akibat kapalnya di bom Jepang pada 1942. Transformasi terjadi di dalam kontinuitas, denyut nafas Pita Maha sempat diperpanjang staminanya oleh kehadiran Golongan pelukis Ubud tahun1956, sempat disela oleh “ideologi” seni lukis lain seperti Young Artis di Penestanan asuhan Arie Smith tahun 1960. Pada generasi tahun 1980-an lahirlah era seni lukis pasca Bonnet yaitu Pita Prada. Munculnya aliran baru Gambar 5. Karya Rudolf Bonnet “Arjuna Wiwaha” 1953, pastel pada kertas, 88 x 74 cm. Yayasan Dharma Seni Museum Neka, 2007, 68.Gambar 6. Karya Walter Spies “Die Landschaft und ihre Kinder” cat minyak pada papan, 62 x 91 cm. M. Agus Burhan, 2008, 35. A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 12Nomor XV / Januari - April 2012Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modernini berusaha menyingkirkan bayang-bayang Pita Maha dengan cara mencari identitas personal dengan berguru kepada situasi dunia modern yang dipenuhi teknologi informasi. Berikut beberapa karya-karya seniman Pita 8. Karya I Gusti Ketut Kobot, 1953, “Coiled by the Serpent Lasso”, tinta dan tempera di kertas, 53 x 73 cm. Suteja Neka dan Garrett Kam, 2000, 14.Gambar 9. atas Karya Anak Agung Gde Sobrat, 1970, “Bumblebee Dance”, tinta dan tempera di kanvas, 97 x 132 cm. Suteja Neka dan Garrett Kam, 2000, 22.Gambar 10 bawah. Karya Dewa Putu Bedil, 1975, “Ritual Flirtation Dance”, akrilik di kanvas, 85 x 135 cm. Suteja Neka dan Garrett Kam, 2000, 21.Gambar 7. Karya I Gusti Nyoman Lempad, 1930-an, “The Children Distrub Mother Brayut”, Tinta dan tempera di kertas, 24 x 33 cm. Suteja Neka dan Garrett Kam, 2000, 68. A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 13Nomor XV / Januari - April 2012Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa ModernkesimPulanDari deskripsi di atas, tampak selama abad ke-20 seni rupa Bali telah mengalami perubahan dengan masuknya kebudayaan luar terutama akibat intervensi penjajah Belanda. Akulturasi tersebut mengakibatkan perombakan besar-besaran pada sistem formal dan tematis melalui beberapa tahap. Perombakan itu berupa asimilasi langsung, atau tidak langsung dari elemen bahasa formal Barat, baik dalam ragam realis analitis maupun dalam aneka ragam modernisme sehingga melahirkan gerakan organisasi Pita melihat cikal bakal seni lukis Bali melalui seni lukis klasik yang hampir semua karya memiliki fungsi religius, dan agama turut menentukan baik tempat, wujud, maupun penggunaan karya yang bersangkutan. Adapun seniman pada masa tersebut sebagai manipulator lambang dan fungsi agama, selain harus ditasbih dengan pembaiatan tersendiri, dapat dapat mulai berkarya tanpa mempertimbangkan “dewasa” positif dan negatif serta melakukan upacara kecil terkait. Pada sisi kebentukan formal, karya klasik memiliki tatanan estetik yang baku ruang penuh, ikon, dan subikon Gambar 11. Karya I Gusti Nyoman Lempad, 1939, “Protection of The Barong” Tinta dan tempera di kertas, 24 x 33 cm. Suteja Neka dan Garrett Kam, 2000, 67. A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 14Nomor XV / Januari - April 2012Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modernterpatron dan terulang-ulang, warna stabil dan dibatasi kontur, garis terkekang konsep seni lukis klasik Bali diperbandingkan dengan pencapaian pada gerakan Pita Maha telah terjadi perubahan penting pada tatanan seni rupa Bali, yakni dari sudut teknis, pengenalan media kertas, triplek dan kanvas membuka peluang stilistik yang baru. Tampak pada ukuran lukisan yang berubah; ider-ider, langse dan lukisan lainnya berukuran kecil, narasinya cenderung terfokus pada adegan tunggal. Dari sudut tematis, terjadi sekulerisasi dari representasi, tidak lagi memiliki fungsi religious dan mengandung nilai ekonomis. Objek mengambil kehidupan sehari-hari, alam, tarian dan ritual harian lainnya. Pengaruh pengetahuan modern yang kuat tampak pada terorganisirnya ruang dalam komposisi, mempertimbangkan perspektif dan anatomis. Figur wayang tidak mendominasi wujud formal. Namun akulturasi yang terjadi pada gaya Pita Maha bersifat terbatas. Unsur local genius yakni pada sisi landasan cerita dari epos Mahabrata, Ramayana, cerita Panji tetap menjadi daya tarik yang selalu disisipkan pada materi narasi karya seniman Pita akhir1. Timbul Haryono, Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni Surakarta ISI Solo Press, 2008, Joseph Fischer, “Persoalan-persoalan dan Kenyataan-kenyataan dalam Kesenian Bali Modern”, dalam Joseph Fischer, Modern Indonesian Art ree Generation of Tradition and Change 1945-1990 Jakarta and New York Panitia Pameran KIAS 1990-91 and Festival of Indonesia, 1990, Timbul Haryono, “ Sekilas Tentang Koalisi’ Antara Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Tradisional di Jawa Studi Kasus Seni Pertunjukkan Wayang Kulit di Jawa”, dalam Timbul Haryono, ed., Seni Dalam Dimensi Bentuk, Ruang dan Waktu, Jakarta Wedatama Widya Sastra, 2009, 2. 4. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Edisi ketiga yang diperluas Yogyakarta Gadjah Mada University Press, 2002, Istilah tersebut memiliki pengertian sebagai kemampuan kebudayaan setempat local dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan. Sebagai akibat dari hubungan itu terjadilah suatu proses akulturasi Noerhadi Magetsari, 1986.6. Claire Holt, Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia, terj. Soedarsono Bandung MSPI, 2000, 242, baca lebih lanjut pada bab 7 mengenai Seni Plastis Bali Tradisi Dalam Claire Holt, Alvin Bosko, “Recent eories of Social Change” dalam Warner J. Cahnman dan Alvin Bosko, ed., Sociology and History London e Free Press of Glencoe, 1964, 143-147. 9. Willian A. Haviland, Antropologi, jilid. 2, terj. Sukadijo Jakarta Erlangga, 1988, Eka Suprihadi dan Nunung Nurdjanti “ Vibrasi Seni Lukis Kamasan”, Laporan Penelitian, ISI Yogyakarta, Program Hibah Bersaing A2 2006, I Made Kanta, Proses Melukis Tradisional Wayang Kamasan Denpasar Proyek Sasana Budaya Bali, 1977/78, Wiyoso Yudoseputro, “Seni Rupa Klasik” dalam Moctar Kusuma-Atmadja, et al., ed., Perjalanan Seni rupa Indonesia Dari Zaman Prasejarah Hingga Masa Kini Bandung; Panitia Pameran KIAS 1990-1991, Jean Couteau, “Wacana Seni Rupa Bali Modern”, dalam Wicaksono, Adi dan Mikke Susanto, et al., ed., Aspek-aspek Seni Visual Indonesia Paradigma dan Pasar Yogyakarta Yayasan Seni Cemeti, 2003, 106. 14. Seni lukis klasik berkembang hampir di seluruh wilayah Bali. Gaya lukis seperti ini berkembang terutama di desa Kamasan, Klungkung sekitar abad XV, dan mendapatkan masa keemasan pada saat pemerintahan Dalem Watu Renggong. Oleh karena seni lukis di wilayah ini dianggap A RS Jurnal Seni Rupa & Desain 15Nomor XV / Januari - April 2012Pita Maha Koalisi’ Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modernpengawal signikan dari seni lukis tradisional Bali, maka ia sering dikategorikan sebagai seni lukis Agus Dermawan T., Bali Bravo Leksikon Pelukis Tradisional Bali 200 tahun Jakarta Panitia Bali Bangkit, 2007, M. Agus Burhan, “Seni Lukis Mooi Indie sampai Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia 1950 – 1979 Kontinuitas dan Perubahan”. Disertasi untuk mendapatkan gelar Doktor Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei 2002, Jean Couteau, 2003, Adrian Vickers, Bali A Paradise Created Singapura Periplus Editions, 1996, Periksa Miquel Covarrubias, Island of Bali Singapore Periplus Editions, 1973. 20. Jean Couteau, 2003, Adrian Vickers, 1996, Jean Couteau, 2003, Lebih lengkapnya periksa Jean Couteau, 2003, Agus Dermawan .T, 2007, Agus Dermawan T., “Pita Prada Empat Puluh Tahun Setelah Pita Maha” dalam Agus Dermawan T., ed., Pita Prada Golden Creativity Bienle Seni Lukis Tradisional Bali Pertama Jakarta Panitia Bali Bangkit, 2009, Alvin. “Recent eories of Social Change” dalam Warner J. Cahnman dan Alvin Bosko, ed., Sociology and History. London e Free Press of Glencoe, M. Agus. “Seni Lukis Mooi Indie sampai Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia 1950–1979 Kontinuitas dan Perubahan”. Disertasi untuk mendapatkan gelar Doktor Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei Jean “Wacana Seni Rupa Bali Modern”, dalam Wicaksono, Adi dan Mikke Susanto, et al., ed., Aspek-aspek Seni Visual Indonesia Paradigma dan Pasar. Yogyakarta Yayasan Seni Cemeti, Miquel. Island of Bali. Singapore Periplus Editions, T., Agus. Bali Bravo Leksikon Pelukis Tradisional Bali 200 tahun. Jakarta Panitia Bali Bangkit, 2007. ___,ed. Pita Prada Golden Creativity Bienle Seni Lukis Tradisional Bali Pertama. Jakarta Panitia Bali Bangkit, Joseph.“Persoalan-persoalan dan Kenyataan-kenyataan dalam Kesenian Bali Modern”. dalam Joseph Fischer. Modern Indonesian Art ree Generation of Tradition and Change 1945-1990. Jakarta and New York Panitia Pameran KIAS 1990-91 and Festival of Indonesia, Timbul. Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Surakarta ISI Solo Press, “ Sekilas Tentang Koalisi’ Antara Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Tradisional di Jawa Studi Kasus Seni Pertunjukkan Wayang Kulit di Jawa”, dalam Timbul Haryono, ed., Seni Dalam Dimensi Bentuk, Ruang dan Waktu. Jakarta Wedatama Widya Sastra, Willian A. Antropologi, jilid. 2, terj. Sukadijo. Jakarta Erlangga, Claire. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. terj. Soedarsono. Bandung MSPI, I Made. Proses Melukis Tradisional Wayang Kamasan. Denpasar Proyek Sasana Budaya Bali, 1977/ Suteja. Pengantar Koleksi Lukisan Museum Neka. Ubud Bali Yayasan Dharma Seni Museum Neka, dan Garrett Kam. e Development of Painting in Bali. Ubud Bali Yayasan Dharma Seni Museum Neka, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Edisi ketiga yang diperluas. Yogyakarta Gadjah Mada University Press, Eka dan Nunung Nurdjanti “ Vibrasi Seni Lukis Kamasan”. Laporan Penelitian, ISI Yogyakarta, Program Hibah Bersaing A2 Adrian. Bali A Paradise Created. Singapura Periplus Editions, Wiyoso. “Seni Rupa Klasik”. dalam Moctar Kusuma-Atmadja, et al. ed. Perjalanan Seni rupa Indonesia Dari Zaman Prasejarah Hingga Masa Kini. Bandung; Panitia Pameran KIAS 1990-1991. Arya SucitraIn making a contemporary work of art, takes creativity and awareness of locality values, traditional visual elements by taking a visualization of the past and present in socio-cultural discourse. The material object of the creation of this painting will develop the decorative elements of the Kamasan classical painting of Balinese tradition, with exploration in an alternative medium of fine art that is using three-dimensional of an organic object media, is buffalo skulls. The representations of works tend to be ornamental, adapting the character of shapes, and the philosophical content of Classical Kamasan paintings. Strategies for developing ornamental designs are carried out as part of adaptation to the development of global art. The Intrinsic ornamental variety development model that emphasizes of distillation, transformed, distorted and develops ornamental variety with extrinsic powers, namely the value of meaning or symbolic. The implementation of elements of tradition with alternative art media becomes part of the dynamics of cultural development that has the opportunity to process, change, enrich and transform the work of art in accordance with the times. Visualization of this tradition often appears in the visual form of signs or markers in contemporary art. The exploration and implementation of the Kamasan Classic Balinese painting with buffalo skull is expected to provide an enrichment of the visuality of traditional artifacts in Indonesian contemporary paintings. ABSTRAK Dalam pembuatan suatu karya seni kontemporer dibutuhkan suatu kreativitas dan kesadaran akan nilai-nilai lokalitas, elemen visual tradisional dengan mengambil visualisasi masa lalu dan masa kini dalam wacana sosial budaya. Objek material penciptaan lukisan ini akan mengembangkan unsur dekoratif dari lukisan tradisi klasik Bali Kamasan, dengan eksplorasi pelukisan pada media alternatif seni rupa yakni menggunakan media objek tiga dimensi organik yakni tengkorak kepala kerbau. Representasi karya cenderung bercorak ornamentik, mengadaptasi karakter bentuk, dan kandungan filosofis dari lukisan Klasik Kamasan. Strategi pengembangan ragam hias dilakukan sebagai bagian adaptasi terhadap perkembangan seni rupa global. Model pengembangan ragam hias secara Intrinsik lebih mengedepankan pada proses distilasi, ditransformasi, didistorsi maupun mengembangkan ragam hias dengan kekuatan ekstrinsik yaitu nilai makna atau simbolis. Implementasi elemen tradisi dengan media seni alternatif menjadi bagian dinamika perkembangan kebudayaan yang berpeluang untuk mengolah, merubah, memperkaya maupun proses transformasi karya seni sesuai dengan perkembangan zaman. Visualisasi tradisi ini seringkali muncul dalam bentuk visual tanda-tanda ataupun penanda pada karya-karya seni kontemporer. Eksplorasi dan implementasi lukisan Klasik Bali Kamasan dengan media lukis tengkorak kepala kerbau diharapkan dapat memberikan pengayaan visualitas artefak tradisi pada karya-karya seni lukis kontemporer reflection provides an understanding of all the activities of various components of the work of human works as a related entity in a network with one another. Language, myth, religion, and art and artists as human creators are not unrelated, but rather integrated into a single bond. I Nyoman Sukari as an artist, has a pluralistic and multicultural variety of artistic achievements bringing all the charm, experience, mystery, stories, mythology of Bali and Java inherent in his body, mind, and soul. The philosophical issues in Sukari's paintings are full of Balinese locality values and their multicultural nature; religiosity, mythology, history, scale, tradition art, cross-culture, and contemporary or globalization issues become more complex and multi-layered in aesthetic and metaphysical terms. In this article, I will investigate and study with a hermeneutic-metaphysical approach; what is the nature of the art for I Nyoman Sukari, how far the basic principles of Hindu aesthetics reflect in his art, how Sukari understands the world of metaphysics and then interprets all inner and worldly issues Sekala-niskala, how to negate Hindu-Balinese philosophy and the contemporary world to give birth the narratives of spirituality through painting with metaphors and symbolizations. Keywords Metaphysics, Painting, Hindu-Balinese Philosophy, Aesthetics, Pertunjukan Indonesia di Era GlobalisasiR M Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Edisi ketiga yang diperluas Yogyakarta Gadjah Mada University Press, 2002, HoltMelacak Jejak Perkembangan Seni Di IndonesiaTerj R M SoedarsonoClaire Holt, Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia, terj. Soedarsono Bandung MSPI, 2000, 242, baca lebih lanjut pada bab 7 mengenai Seni Plastis Bali Tradisi Dalam Theories of Social ChangePustaka BoskoffPustaka Boskoff, Alvin. "Recent Theories of Social Change" dalam Warner J. Cahnman dan Alvin Boskoff, ed., Sociology and History. London The Free Press of Glencoe, A Haviland. R AntropologiSukadijoWillian A. Haviland, Antropologi, jilid. 2, terj. Sukadijo Jakarta Erlangga, 1988, Seni Lukis KamasanEka Suprihadi Dan NunungNurdjantiEka Suprihadi dan Nunung Nurdjanti " Vibrasi Seni Lukis Kamasan", Laporan Penelitian, ISI Yogyakarta, Program Hibah Bersaing A2 2006, Rupa Klasik" dalam Moctar Kusuma-AtmadjaWiyoso YudoseputroWiyoso Yudoseputro, "Seni Rupa Klasik" dalam Moctar Kusuma-Atmadja, et al., ed., Perjalanan Seni rupa Indonesia Dari Zaman Prasejarah Hingga Masa Kini Bandung; Panitia Pameran KIAS 1990-1991, Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modern pengawal signifikan dari seni lukis tradisional Bali, maka ia sering dikategorikan sebagai seni lukis klasikPita MahaKoalisiPita Maha 'Koalisi' Estetik Seni Lukis Klasik Bali dengan Seni Rupa Modern pengawal signifikan dari seni lukis tradisional Bali, maka ia sering dikategorikan sebagai seni lukis VickersBali A ParadiseCreatedAdrian Vickers, Bali A Paradise Created Singapura Periplus Editions, 1996, Lukis Mooi Indie sampai Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia 1950-1979 Kontinuitas dan PerubahanM BurhanAgusBurhan, M. Agus. "Seni Lukis Mooi Indie sampai Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia 1950-1979 Kontinuitas dan Perubahan". Disertasi untuk mendapatkan gelar Doktor Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Mei Pertunjukkan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi SeniTimbul HaryonoHaryono, Timbul. Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Surakarta ISI Solo Press, 2008. Karyaseni yang mempunyai gaya klasik adalah .. - 47324665 Ibrajlnt3975 Ibrajlnt3975 5 hari yang lalu Jawaban: candi,rumah adat,tugu monas. Penjelasan: Seni rupa klasik adalah karya seni rupa pada zaman dahulu kala atau zaman kuno dengan corak dan bentuk karya seni rupa yang berpengaruh pada kaidah-kaidah formal yang telah dianggap sudah – Kecondongan seni rupa murni Indonesia mempunyai keunikan dan keragaman. Ini tak belas kasihan dengan peradaban dan tamadun insan yang makmur di daerah Indonesia. Karya seni rupa dimasing-masing wilayah di Indonesia mempunyai keunikan dan ciri solo yang berbeda-cedera. Dikutip dari buku Marilah Belajar Seni rupa 2010 karya Tri Edy Margono, karya seni rupa murni memiliki tiga corak yang terbagi menjadi. Berikut tendensi ataupun rona karya seni rupa murni Indonesia Gaya Keteter Tren karya seni zaman primitif horizon kepunyaan sifat alami dengan ki alat sederhana, contohnya lukisan yang ditemukan sreg dinding gua. Gaya seni primitif kembali ditemukan pada seni reca pedalaman, misalnya lega patung-patung tradisional di Papua, Suku Dayak di Kalimantan, serta di Toraja. Baca juga Perkembangan Seni Rupa Ceria Indonesia Mode Klasik Kecenderungan seni rupa klasik merupakan peninggalan berusul masa Hindu, Buddha, dan Islam. Peninggalan zaman Hindu-Buddha, antara tak berupa gedung candi, seni hias, arca, dan relief. Karya seni rupa nan dihasilkan lega zaman Islam umumnya bercorak ornamental dan stilasi. Pusaka budaya seni rupa Islam substansial arsitektur gedung langgar, seni rias kaligrafi, seni ukir, seni pahat batu nisan, serta batik dan wayang. Tendensi Beradab Lega zaman maju tendensi maupun warna seni rupa banyak berkembang seperti Romantisme Diseminasi tersebut umumnya ditandai makanya tema-tema yang fantastis, mumbung khayal, alias petualangan para pahlawan purba. Banyak juga menampilkan bervariasi perilaku dan fiil bani adam yang dilebih-lebihkan. Naturalisme Memberitakan Erizal 2018 ufuk domestik koran berjudul Kedatangan Pan-ji-panji Minang Dalam Lukisan Artis Sumatera Barat, menuliskan bahwa naturalis merupakan karya seni rupa yang teknik penerapannya berpedoman puas peniruan alam cak bagi menghasilkan karya seni. Baca kembali Fungsi dan Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara Dalam karya seni rupa aliran naturalisme seniman tergiring plong rasio, ilmu tasyrih, prespektif, dan teknik pengecatan untuk menghasilkan pertepatan lukisan sesuai dengan obyek nan dilihat mata. Relief kapal raksasa di Candi Borobudur Karya seni rupa yang berpaham naturalisme bermakna karya seni rupa nan melukiskan sesuatu yang masih ikhlas maupun alami. Lukisan-lukisan berpaham faktualisme lebih banyak menghasilkan rangka-gambar alam begitu juga gunung, pedesaan, pantai, dan pemandangan standard nan cak semau di bumi. Karya seni rupa arus realisme kembali dapat berbentuk lukisan tentang individu-orang yang masih kudus dengan tradisinya koteng, sebagai halnya lukisan tentang makhluk desa maupun anak-anak asuh asuh yang sedang bermain di duaja netral. Realisme Sirkulasi faktualisme adalah rotasi kenyataan nan sesungguhnya, menyantirkan dan meresapkannya pada laporan sehari-musim minus memberi suasana di asing kenyataan, minus menjiwai dengan pikiran emosional. Sesungguhnya rotasi realisme adalah sirkulasi seni lukis nan mengilustrasikan manjapada tanpa ilusi tanpa menunggangi penghayatan dalam menemukan bumi. Baca sekali lagi Seni Rupa Terapan Nusantara Pengertian dan Sejarahnya Impresionisme Arsan Nyoman 1983 north domestik resep Dasar-dasar Seni Lukis, elemen-elemen yang menimbulkan reaksi-reaksi saraf ke mata, ciri partikular semenjak arus impressionisme. Sirkuit ini mengandalkan warna-warna nan cahaya maupun binar. Maka kesan bersumber rotasi impresionisme ialah tanggapan sesaat, menentramkan detail dengan pengusahaan corak-warna cemerlang. Ekspresionisme Mengkover Soedarso 2000 kerumahtanggaan resep Rekaman Urut-bujuk Seni Rupa Berbudaya, bahwa ekspresionis ditujukan pada sendiri nan menekuni atau menciptakan lukisan-lukisan nan bersifat ekspresif. Ekspresionisme koteng merupakan satu aliran nan berusaha untuk melukiskan aktualitas yang sudah lalu didistorsikan ke arah suasana seperti kepiluan, kekerasan, alias tekanan batin nan berat. Jadi baik lemak tulang beragangan maupun warnanya diubah sedemikian rupa sehingga menyampuk pelukisan suasana sama dengan itu. Gunawan Bonaventura, salah suatu artis grafis Indonesia nan masih kukuh, sedang mengamalkan pameran di Limanjawi Art Business firm Borobudur, Magelang, ix September – 9 Nov 2018. Mengabarkan terbit buku Diksi Rupa 2012 karya Mikke Susanto, bahwa ekspresionistis mempunyai ciri-ciri otonomi bekerja yang subjektif, karya nan diciptakan enggak namun memandang dunia tanpa ilusi, doang karya-karya ekspresionistis lebih menyorongkan otonomi dan frustasi manah pelukisnya. Baca pun Molekul Seni Rupa Murni Eksemplar Abstraktivisme adalah seni lukis yang internal penggambaranya menghindari mualamat kadang kala, sedangkan poin estetisnya dinyatakan dalam pola atau struktur gambar, garis, dan warna. Kadang obyek betulan kasatmata tetapi sedemikian digayakan, dikaburkan maupun diturunkan sekali-kali pada rajah dasarnya, sehingga rencana itu tidak boleh dikenali sewaktu-waktu. Ornamental Seni dekoratif yaitu seni yang berkepribadian menggurit memakai dan mempunyai zarah-partikel apartemen, artinya datar, melalaikan terlarang kilap, tagihan tidak menjadi masalah dan lain adanya prespektif, aliran dekoratif banyak kita temukan begitu juga halnya lukisan keteter, atau seni lukis Mesir. Pointilisme Salah satu eksploitasi titik misal riuk suatu ciri solo karya seni yakni pron bila pergerakan karya seni Impresionisme. Pergerakan tersebut dikenal dengan jenama Pointilisme yang dipelopori oleh seniman Perancis, Georges Seurat. Baca juga Asas-Asas n domestik Seni Rupa Murni Pointilisme merupakan sebuah teknik melukis dengan memanfaatkan titik-tutul boncel pecah warna tahir yang diaplikasikan menjadi sebuah pola buat membentuk sebuah paradigm. Kontemporer Pengertian seni rupa masa kini berarti seni rupa yang diciptakan terikat puas berbagai konteks urat kusen dan masa yang mengerudungi seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal dari Bahasa Inggris “gimmicky” yang berarti segala apa-apa atau mereka yang kehidupan sreg hari yang bersamaan. Artinya Seni rupa masa kini berwatak kekinian karena diciptakan di hari nan masih bersamaan dengan kita dan mayapada seni secara masyarakat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news per hari berpunca Mari bergabung di Grup Telegram “ News Update”, caranya klik link https//lengkung kemudian bring together. Sira harus install permintaan Kenur besi justru dulu di ponsel.Adapunciri-ciri gaya seni rupa klasik, adalah karya-karyanya diilhami masa kerajaan yang penuh keindahan, kemegahan, kewibawan, dan kesempurnaan. Seni rupa dua dimensi modern adalah karya seni rupa yang telah mengalami perubahan, pembaharuan dan kemajuan diberbagai aspek baik dari segi tema, gaya, bentuk, dan bahan.
The seni bina neoklasik Ia adalah gaya seni bina yang dihasilkan pada abad kelapan belas dan awal abad kesembilan belas. Jenis seni bina ini, dalam bentuk yang paling tulen, dicirikan oleh kebangkitan seni bina klasik atau sisi lain, seni bina neoklasik kebanyakannya dikenali sebagai menandakan kepulangan ke arah dan rasionaliti selepas Baroque jenama baru dan cahaya hiasan Rococo. Rasa baru untuk kesederhanaan kuno mewakili reaksi terhadap kelebihan gaya Baroque dan Rococo. Tambahan pula, ciri-ciri kebesaran skala, kesederhanaan bentuk geometri, perintah Greek terutamanya Doric, penggunaan dramatik tiang, butiran Roman dan pilihan untuk dinding permulaan abad ke-19, hampir semua seni bina baru kebanyakan negara di Eropah, Amerika Syarikat dan Amerika Latin penjajah mencerminkan semangat neoklasik. Pada masa ini, seni bina neoklasik merupakan salah satu gaya pembinaan yang paling popular di beberapa rujukan, Revolusi Perindustrian adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh untuk pemanjangan seni bina neoklasik pada abad ke-19; perubahan gaya hidup pada masa itu mencapai gaya yang diperluaskan oleh Eropah dan oleh sebahagian Asal Reaksi terhadap seni Baroque dan Pengaruh seni bina Pengaruh Pengembangan neoklasikisme 2 Pembangkang untuk Baroque dan Unsur Urbanisme Neoklasik3 Di Asal-usul seni bina neoklasik Pembangunan seni bina neoklasik di Perancis4 Seni bina Neoklasik di Asal-usul dan sejarah senibina neoklasik Pembangunan seni bina neoklasik di Sepanyol5 Wakil dan kerja Francisco Puerta de Jacques Germain Paris Pantheon6 RujukanAsal Reaksi terhadap seni Baroque dan klasikBentuk-bentuk senibina neoklasik terawal abad kelapan belas tumbuh selari dengan Baroque. Ini berfungsi sebagai pembetulan kepada ciri-ciri pemborosan gaya terakhir dilihat sebagai sinonim "kembali ke kesucian" seni Rom, persepsi yang sesuai untuk seni Greek purba dan sebahagian kecilnya Renaissance klasisisme abad keenam Rom purba Vitruvius adalah orang yang teori tiga pesanan Greek Ionic, Doric dan Corinthian dan rujukan yang besar arkitek untuk menggambarkan pengubahsuaian kepada bentuk-bentuk, daripada separuh kedua abad kelapan belas sehingga kira-kira seni bina PalladianKembali ke gaya seni bina klasik yang baru dikesan dalam senibina Eropah pada abad kelapan belas, yang diwakili di Britain oleh seni pallama seni bina yang baroque yang dihasilkan di Eropah tidak pernah menjadi rasa bahasa Inggeris, jadi dari sana muncul idea menyoroti kesucian dan kesederhanaan seni bina berasal dari arkitek Itali, Andrea Palladio dan tersebar di seluruh Eropah pada abad ke-18. Di sana dia langsung mempengaruhi senibina neoklasik, berkongsi rasa yang sama untuk gaya gaya Palladianisme yang popular, terdapat rujukan yang jelas mengenai gaya seni bina yang PencerahanSelari dengan pergerakan neoklasik, abad cahaya lebih dikenali sebagai ilustrasi, berkembang pesat. Oleh sebab itu, Encyclopedia mempunyai pengaruh yang hampir langsung terhadap pemikiran dan adat istiadat manusia. Sebenarnya, neoklassicism adalah kecemerlangan seni yang muncul dalam pengertian ini, membiayai pembinaan yang dapat menyumbang kepada perbaikan manusia seperti hospital, perpustakaan, muzium, teater, taman, antara bangunan lain untuk kegunaan awam; semua pemikiran dengan watak monumental. Ini baru orientasi mentaliti digambarkan dibuat seni bina Baroque terakhir ditolak dan berfikir lebih jauh kembali ke masa lalu untuk mencari satu model seni bina sah kritikal dilahirkan yang mempertahankan keperluan untuk fungsi, serta keperluan untuk membuat bangunan di mana semua bahagiannya mempunyai fungsi penting dan praktikal. Iaitu, perintah arkitek adalah elemen yang membina dan bukan hanya arkitek dalam tempoh ini bermula dari andaian umum rasional dalam pembinaan dan pulangan ke masa lalu bangunan-bangunan Yunani dan Rom yang menjadi neoklasikisme Pada pertengahan abad kelapan belas pelbagai kerja dengan pengaruh klasik gaya Yunani purba dan Rom telah diperbadankan. Peralihan dari perubahan kepada seni bina neoklasik bermula pada tahun dia mendapat pengaruh di England oleh gaya popular Palladianisme dan oleh penggalian ahli fizik Ireland William Hamilton di Pompeii; dan di Perancis, oleh sekumpulan pelajar Perancis yang berpendidikan di Itali, khususnya di Naples, arkitek seperti Luigi Vanvitelli dan Ferdinando Fuga cuba memulihkan bentuk klasik dan Palladian senibina Baroque mereka. Kemudian, ia merebak ke Venice dan di Verona dengan pembinaan lapidaries pertama dalam gaya Florence menjadi pusat neoklassikisme yang paling penting di semenanjung. Walau bagaimanapun, gaya Rococo kekal popular di Itali sehingga ketibaan rejim Napoleon, yang membawa klasikisme neoklasik kedua lebih teruk, sedar dan dikaji; kedatangan Empayar Napoleon adalah asas. Fase pertama di Perancis dari neoklasisme dinyatakan dalam gaya Louis terhadap Baroque dan RococoDalam zaman senibina neoklasik, para ilustrator menekankan isu-isu etika dan moral klasik. Perbezaan antara Baroque, Rococo gaya sebelumnya dan enoclásico jelas ditandakan dalam seni contoh, Biara Ottobeuren di Bavaria, Germany, adalah penjelmaan yang jelas terlalu megah dengan gulung plaster dan batu emas, warna suka bermain dan hiasan diukir; Di sisi lain, Mahkamah Agung Amerika Syarikat adalah bertentangan dengan gaya sebelumnya, sebagai karya khas dari erti kata lain, seni bina neoklasik bertindak balas terhadap kesan hiasan dan boros dari Baroque dan Rococo; iaitu, kesederhanaan adalah kecenderungan keupayaan arkitekonik dan ia dikenakan terhadap hiasan dua gaya klasikSeni bina neoklasik dicirikan dengan menyampaikan unsur-unsur asas seni bina klasik. Lajur menyampaikan perintah seni bina Doric dan Ionic dari Yunani seni bina klasik, ia menyajikan lajur bebas dengan garis-garis yang bersih dan elegan. Mereka digunakan untuk membawa berat struktur bangunan dan kemudian sebagai elemen Doric dicirikan dengan dikaitkan dengan dewa maskulin, tidak seperti Ionik, yang dikaitkan dengan feminin. Dalam seni bina neoklasik, jenis Doric didominasi, walaupun beberapa orang Ionik juga bangunan itu rata dan panjang; selalunya mereka membentangkan skrin lajur bebas tanpa menara dan kubah; kerana ia dicirikan dalam senibina Romanesque, sebagai luarnya dibina dengan tujuan membuat perwakilan kesempurnaan klasik serta pintu dan tingkap yang dibina untuk tujuan yang sama. Bagi hiasan di luar, mereka diterbitkan semula kepada neoklasik cenderung untuk menekankan sifatnya yang rata, bukannya sejumlah patung, serta pelepasan rendah dalam kerja-kerja. Walau bagaimanapun, mereka cenderung dibingkai dalam hiasan, tablet atau neoklasikNeoklasik juga mempengaruhi perancangan bandar. Rom kuno menggunakan skema yang disatukan untuk perancangan kota, yang kemudian ditiru oleh grid jalanan, forum pusat dengan perkhidmatan bandar, dua jalan utama dan jalan pepenjuru adalah ciri reka bentuk Rom. Urbanisme Rom dicirikan dengan logik dan teratur. Dalam pengertian ini, neoklassikisme mengamalkan corak perancangan bandar ini memasuki bandar-bandar moden yang dirancang pada abad ke-18. Contoh-contoh yang luar biasa termasuk bandar Jerman Karlsruhe dan bandar Washington DC di AS. Di PerancisAsal-usul seni bina neoklasik Perancisgaya neoklasik di Perancis telah dilahirkan pada abad awal dan pertengahan kelapan belas sebagai tindak balas kepada penggalian arkeologi di bandar Rom purba Herculaneum dan Pompeii, yang mengeluarkan gaya dan reka bentuk sana, beberapa penggalian bermula di selatan Perancis dengan idea mencari kekal dari zaman Rom. Penemuan ini membangkitkan kepentingan pengetahuan zaman dahulu. Di samping itu, penerbitan telah dibuat - walaupun dengan ilustrasi - yang dibaca oleh aristokrat dan arkitek yang berpengalaman..Jacques Gabriel - teori bahawa seni bina neoklasik Perancis muncul dengan penciptaan Place de la Concorde, Paris, ciri-ciri kesederhanaan, dan Trianon Petit di Versailles mudah dan bebas daripada hiasan berlebihan yang direka oleh arkitek Ange ia muncul sebagai pembangkang untuk hiasan berlebihan Baroque dan Rococo dan diperluaskan kira-kira antara tahun 1760 dan 1830. Ia adalah gaya dominan dalam pemerintahan Louis XVI, melalui Revolusi Perancis, sehingga ia telah digantikan oleh saat pertama rasa untuk yang lama dan klasik adalah tidak sempurna; kepantasan ketenangan, garis lurus, koloni dan pediment Greco-Rom dinyatakan dalam seni bina agama dan sivil seni bina neoklasik di PerancisKira-kira pada tahun 1740, rasa Perancis sedikit berubah dan hiasan dalaman menjadi kurang dan kurang mewah, tipikal gaya Baroque dan perjalanan Itali benar-benar mengubah mentaliti seni Perancis dengan tujuan mewujudkan gaya baru berdasarkan bangunan dengan kecenderungan Romawi dan Yunani, semasa pemerintahan Louis XV dan Louis XVI. Dalam tahun-tahun baru-baru ini Louis XV dan sepanjang pemerintahan Louis XVI dan merupakan gaya neoklasik di kediaman diraja dan dalam kebanyakan bilik darjah dan kediaman golongan bangsawan kilang, kesederhanaan dalam jumlah bangunan, penggunaan terhad hiasan dan perhiasan diilhamkan oleh Greco-Roman, menang dalam seni bina neoklasik di Perancis. Di samping itu, friezes Greek, kalungan, daun kelapa, skrol, dan sebagainya telah ketibaan Napoleon Bonaparte menjadi kuasa pada tahun 1799, gaya arsitektur neoklasik akhir telah dikekalkan; antara arkitek paling berpengaruh ialah Charles Percier dan Pierre-François-Léonard Fontaine, yang merupakan arkitek untuk maharaja baru telah ditandai oleh ciri-ciri neo-klasik pakaian seragam neo-klasik yang biasa dimodelkan pada petak dibina oleh Louis XVI facades dan reka bentuk dalaman bina Neoklasik di SepanyolAsal-usul dan sejarah senibina neoklasik SepanyolSeperti di Perancis, Sepanyol Saya didorong pada permulaan seni bina neoklasik selepas ekspedisi dan penggalian arkeologi Herculaneum dan Pompeii, dan sebagai bentuk penolakan seni Baroque telah diganggu dengan menggantikan dinasti Habsburg daripada Bourbons oleh Raja Philip V. Apabila Philip V telah dipasang di atas takhta Sepanyol, membawa tradisi seni Perancis juga gerakan intelektual berorientasikan separuh kedua abad ke-18, rasa untuk neoklasik telah dikenakan, lebih tepat. Ini berlaku terima kasih kepada Akademi Seni Halus San Fernando untuk keinginan Fernando kedatangan Carlos III ke takhta pada tahun 1760, raja baru membuat Akademi untuk mewujudkan dirinya dengan cara yang lebih jelas; dalam pengertian ini, menyokong penggalian kota-kota Herculaneum dan Pompeii, sebagai raja tertarik pada masa lalu klasik dan arsitektur di Sepanyol mempunyai titik yang sama dengan negara-negara Eropah yang lain kepentingan dalam klasik, dalam penggalian arkeologi dan penolakan arsitektur Baroque dan seni bina neoklasik di SepanyolWalaupun karya seni bina pertama dibuat di bawah pemerintahan Fernando VI, ia berkembang di bawah pemerintahan Carlos III dan bahkan dalam pemerintahan Carlos IV. Projek yang tercerahkan pada masa itu termasuk seni bina bukan sahaja untuk campur tangan tertentu, tetapi harus termasuk satu siri penambahbaikan untuk kehidupan sebab ini, penambahbaikan dalam perkhidmatan kumbahan, jalan-jalan dengan pencahayaan, hospital, tugas air, taman-taman, tanah perkuburan telah dibangunkan dalam tempoh ini; antara kerja awam yang lain. Hasratnya adalah untuk menyediakan penduduk dengan aspek yang lebih mulia dan mewah yang bermotivasi oleh Carlos III bertujuan untuk menjadikan Madrid sebagai ibukota Seni dan Sains, yang merupakan sebab mengapa projek bandar besar urban utama Madrid adalah Salón del Prado yang dirancang oleh Juan de Villanueva. Di samping itu, Balai Cerap Astronomi Diraja, Hospital San Carlos lama, Taman Botani, Muzium Prado semasa, pancutan Cibeles dan pancutan dan kerja merekaFrancisco SabatiniFrancisco Sabatini dilahirkan di Palermo, Itali pada tahun 1721 dan mempelajari seni bina di Rom. Beliau mendirikan hubungan pertamanya dengan kerajaan monarki Sepanyol ketika ia ikut serta dalam pembangunan Istana Caserta untuk Raja Napoli dan Charles VII..Apabila Carlos III naik takhta Sepanyol, dia memanggil Sabatini untuk menjalankan kerja-kerja seni bina utama, meletakkannya di atas arkitek terkenal Sepanyol..Karya-karya Sabatini termasuk dalam tradisi neoklasik; Walau bagaimanapun, ia tidak diilhami oleh pergerakan itu, tetapi oleh seni bina Renaissance de AlcaláPuerta de Alcalá adalah sebuah gerbang diraja yang didirikan sebagai gerbang kejayaan untuk perayaan kedatangan Raja Carlos III di kota Madrid, direka oleh arkitek Itali Francisco Sabatini pada tahun 1764. Ia kini merupakan salah satu simbol Madrid dan di katalog sebagai monumen neoklasik yang terletak di Plaza de la Independencia di Madrid. Ia dianggap sebagai gerbang triumphal pasca roman moden yang dibina di Eropah. Pintu mempunyai ketinggian kira-kira meter, dengan baik. Di samping itu, ia mempunyai tiga gerbang besar dan dua lorong segiempat yang lebih kecil. Fasad ini menyajikan satu siri elemen hiasan dengan kumpulan patung, ibu dan relief khas seni Germain SoufflotJacques Germain Soufflot dilahirkan pada tahun 1713 di Irancy, dekat Auxerre, Perancis. Pada tahun 1730-an beliau menghadiri Akademi Perancis di Rom, sebagai salah seorang pelajar Perancis muda yang kemudiannya menghasilkan generasi pertama pereka neoklasik. Kemudian, dia kembali ke Perancis di mana dia berlatih di Lyon dan kemudian pergi ke Paris untuk membina satu siri kerja seni bina. Ciri-ciri Soufflot terdiri daripada arked bersatu antara penggubah Doric rata, dengan garis mendatar, yang diterima oleh Akademi adalah salah seorang arkitek Perancis yang memperkenalkan Neoclassicism di Perancis. Kerja yang paling cemerlang adalah Pantheon of Paris, yang dibina dari tahun semua arkitek neoklasik, Soufflot menganggap bahasa klasik sebagai elemen penting dalam karya-karyanya. Dia menonjol kerana ketegaran garis, ketegasan dalam bentuk, kesederhanaan kontur dan konsepsi seni bina yang ParisPantheon di Paris adalah karya seni bina Perancis yang dibina antara 1764 dan 1790. Ia telah diiktiraf sebagai monumen penting pertama di ibu kota Perancis. Ia terletak di Latin Quarter, berhampiran dengan Taman mulanya, pembinaan itu diarahkan oleh Jacques-Germain Soufflot dan selesai dengan arkitek Perancis Jean Baptiste Rondelet pada tahun 1791. Pada asalnya, ia dibina sebagai gereja untuk rumah-rumah relik, tetapi selepas banyak perubahan dari masa ke masa, ia menjadi makam sekular yang mengandungi jenazah warganegara Perancis yang di Paris adalah contoh yang unik dari neoclassicism, dengan wajah yang mirip dengan Pantheon di Rom. Soufflot mempunyai niat untuk menggabungkan kecerahan dan kecerahan katedral dengan prinsip-prinsip klasik, jadi peranannya sebagai makam memerlukan tingkap Gothic yang besar Neoklasikal, penerbit Ensiklopedia Britannica, Diambil dari Neoklasik, Wikipedia dalam bahasa Inggeris, Diambil dari Neoklasik Amerika Ciri-ciri dan Contoh, Christopher Muscato, Diambil dari Bina Neoklasik, Ensiklopedia Portal Sejarah Seni, Diambil dari Bina Neoklasik di Sepanyol, Portal Art España, Diambil dari Rococo dan Neoclassicism esei perbandingan dan kontras, penyunting tulisan Bartleby, 2012. Diambil dari Seni Bina Neoklasikal, Portal Thoughtco., 2018. Diambil dari bina néo-classique, Wikipedia dalam bahasa Perancis, Diambil dari Setiapaliran seni rupa memiliki cara masing-masing dalam mengekspresikan karya dan terdiri dari garis, bidang bentuk warna tekstur, dan pengaturan estetik lainnya. Seiring berkembangnya zaman terdapat semakin banyak aliran dalam seni rupa. Namun yang paling dikenal terdapat 20 macam aliran seni rupa. Berikut aliran dalam seni rupa: 1. Pengertian Seni Rupa Lukis. Seni lukis merupakan karya seni yang diciptakan dengan menggunakan unsur unsur seni lukis yang tersusun secara harmony sebagai ungkapan ekspresi dari ide, emosi, pengalaman yang dituangkan pada bidang dua Menurut Para Ahli Seni Rupa LukisBeberapa pengertian seni rupa menurut beberapa ahli seni rupa diantaranya adalahPengertian Seni Lukis Menurut AristotelesSebuah lukisan adalah sesuatu karya yang memiliki nilai kebaikan dan juga Seni Lukis Menurut Herbert Read,Karya lukis adalah sebuah kegiatan rohani yang direfleksikan kepada jasmani, dan memiliki sebuah daya yang dapat membangkitkan Seni Lukis Menurut S. SundoroSeni Lukis adalah suatu pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang pengucapan dua dimensional dengan menggunakan garis dan Seni Luki Menurut EnsiklopediaEnsiklopedia Indonesia mendefinisikan lukisan sebagai hasil karya seorang pelukis yang berupa penerapan pigmen warna pada permukaan yang datar kanvas, panel, tembok, kertas untuk menghasilkan ilusi tentang ruang, gerak, susunan dan bentuk visual dihasilkan oleh kombinasi dari unsur- unsur Seni Lukis Menurut Myers Melukis adalah membubuhkan cat yang kental maupun yang cair diatas permukaan yang datar, yang ketebalannya tidak ikut diperhitungkan, sehingga lukisan itu sering dilihat sebagai karya dua Seni Lukis Menurut Marianto Seni lukis adalah suatu kegiatan yang didukung oleh ekspresi maupun pengucapan pengalaman artistik, dituangkan di atas bidang datar dengan menggunakan garis dan Seni Lukis Menurut Slamet Riyanto Seni lukis merupakan salah satu bagian dari sebuah ilmu desain Seni Lukis Menurut Jim Supangat,Sebuah karya seni lukis merupakan suatu hal yang menegaskan kembali sebuah pengalaman masa lampau pada konteks Seni Lukis Menurut Herry Sulastiono,Seni lukis adalah sebuah cabang karya seni rupa murni yang berbentuk dua dimensi, umumnya di buat diatas kanvas menggunakan cat minyak atau cat Seni Rupa LukisSeni lukis berfungsi sebagai media komunikasi secara sosial dan ekspresi seseorang atau seminan secara individual dalam upaya merespon berbagai aspek yang ada di Unsur Seni LukisSeni lukis ini memiliki dua unsur seni yaitu unsur visual dan unsurUnsur Seni Lukis VisualUnsur yang mendukung seni lukis yang pertama adalah unsur visual. Berikut ini bentuk-bentuk dari unsur lineBidang fieldRuang spaceTekstur tekstureWarna colorUnsur Seni Lukis Non non visual seni lukis terdiri dariPandangan hidup dan dari lukisanSikap estetik dan artistikPengertian Aliran Seni Rupa LukisAliran seni lukis adalah Gaya lukisan seseorang atau kelompok yang memiliki kesamaan pandangan dalam pengungkapan ide, gagasan, tema dan bentuk Aliran Seni Rupa Lukis Aliran seni rupa lukis berkembang atau lahir bersamaan dengan karya seni bangunan, seni patung dan relief. Hal tersebut terutama setelah dibangkitkannya nilai-nilai klasik Yunani-Romawi renaisance.Aliran Seni Rupa Lukis Naturalisme Naturalisme adalah aliran seni rupa yang mewujudkan sebuah objek lukisan yang sama persis dengan keadaan alaminya. Aliran ini memberikan sentuhan tambahan sehingga menjadi lebih indah dari pada aliran Ciri Aliran Seni Rupa Lukis Naturalisme Ciri aliran seni Lukis Naturalisme adalah wujudnya yang sama persis dengan sesuatu yang dilihat oleh mata dan biasanya bertemakan alam. Proporsi, perspektif, keseimbangan, pewarnaan, dan prinsip-prinsip seni rupa lainnya terwujud lebih tepat sesuai pemandangan Seni Rupa LukisBeberapa tokoh seni rupa yang mengikuti aliran ini antara lain Basuki Abdullah, Gambir Anom, Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, William Hogarth dan Frans Hall, Trubus,Aliran Seni Rupa Lukis RealismeAliran Realisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keadaan nyata seperti apa adanya tanpa ada tambahan unsur lain. Gaya Lukis Realisme mengungkapkan kenyataan alam dan kehidupan sehari hari apa adanya terutama kaum Realisme lahir sebagai sanggahan atas aliran klasisisme yang statis dan romantisme yang dianggap berlebihan dan mengada- ngada. Alirian realisme terutama didukung oleh bangkitnya Karya Aliran Seni Rupa Lukis RealismeContoh karya realisme oleh Gustave Courbet, Bonjour, Monsieur Courbet, 1854. A Realist Karya Aliran Seni Rupa Lukis RealismeSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis RealismeCiri aliran seni realisme adalah tema yang mengungkapkan kehidupan sehari-hari seperti rakyat jelata/ kaum miskin lebih terlihat nyata. Penekanannya lebih pada suasana dibanding objek dari kenyataan tersebut. Lukisan yang dibuat lebih terlihat menyatu dengan Aliran Seni Rupa Lukis RealismeBeberapa seniman atau tokoh yang memilih aliran seni ini antara lain Francisco de Goya, Gustave Courbet, dan Honore Daumier, Jean-Baptiste Camille, Corot, Millet,Aliran Seni Rupa Lukis Romantisme Aliran Romantisme adalah aliran seni rupa yang lebih menampilkan nilai-nilai fantastis, indah, irasional, dan absurd. Umumnya menceritakan kisah-kisah romantis atau dramatis atau seni lukis Romantisme mengungkapkan kejadian, kegetiran dan hal-hal yang dianggap lahir sebagai sanggahan terhadap Klasisisme dan Neo Klasisisme yang cenderung statis dan kaku dan istana Karya Aliran Seni Rupa Lukis Romantisme Contoh karya romantisme oleh Eugène Delacroix, Liberty Leading the People, 1830Contoh Karya Aliran Seni Rupa Lukis RomantismeSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis RomantismeBeberapa ciri karya seni yang menganut aliran romantisme antara lain permainan warna yang lebih meriah cenderung cerah, objek lebih sedikit, adanya objek pria gagah atau wanita yang lembut. Ungkapan penuh gerak dan cenderung dramatisasi atau kesan romatisme lebih emosional yang menyentuh perasaan penikmat lukisan. Lukisan romantisme mempunyai kemewahan yang lebih dari Aliran Seni Rupa Lukis RomantismeTokoh atau seniman yang menganut aliran ini antara lain Raden Saleh, Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Caspar David Seni Rupa Lukis EkspresionismeEkspresionisme adalah aliran lukisan yang memandang kebebasan jiwa sebagai dasar merupakan sebuah aliran yang berusaha melukiskan aktualitas yang sudah didistorsi kearah suasana kesedihan, kekerasan atau tekanan batin yang Ekspresionisme lahir sebagai reaksi terhadap impressionisme dan kecenderungan objektif kubisme Paul Cezanne dan politisme George Seurat yang berkembang pada akhir abad Aliran Seni Rupa Lukis EkspresionismeContoh karya ekspresionisme oleh Franz Marc, Rehe im Walde Deer in Woods, 1914Contoh Aliran Seni Rupa Lukis EkspresionismeSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis EkspresionismeKarya karya ekspressionisme umumnya bertendensi kearah individualisme dan fragmentasi, pada pribadi pribadi tidak ditumbuhkan nilai nilai sosialnya melainkan justru dikembangkan kesadarannya akan isolasi dan lebih mengungkap emosional dari seorang seniman yang berwujud gambaran dari sebuah batasan yang paling khusus dari ekspressionisme ialah suatu aliran yang berkembang di Jerman sekitar abad Aliran Seni Rupa EkspresionismeGerakan ekspressionisme yang menonjol muncul di Jerman dan dipelopori oleh kelompok Die Brucke dan kelompok Der Blaue Reite, Vincent Van Gogh, Paul Gauguin, Ernst Ludwig, Affandi, Zaini, Popo Seni Rupa Lukis ImpresionismeAliran seni lukis Impresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan kesan dan pesan pada suatu obyek yang tampilkan dalam dilukiskan. Impresionisme memiliki gambar yang sedikit kabur dan kurang Aliran Seni Rupa Lukis ImpresionismeContoh karya impresionisme oleh Claude Monet, Woman with a Parasol – Madame Monet and Her Son Camille and Jean Monet, 1875, National Gallery of Art, Washington, Aliran Seni Rupa Lukis ImpresionismeSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis ImpresionismeCiri aliran seni rupa ini yang paling menonjol adalah objek yang digambarkan tidak mendetil atau agak kabur. Warna yang didapat karena pencampuran pegmen dari beberapa cat. Adanya gradasi cahaya dan sifat cahaya untuk menambah keindahan dari lukisan Aliran Seni Rupa ImpresionismeBeberapa seniman yang menganut aliran impreionisme antara lain Camile Pissarro, Claude Monet, Aguste Renoir, Sisley, Kusnadi, Solichin, Edward Degas, Mary Cassatt, dan Seni Rupa Lukis KubismeKubisme merupakan aliran yang terinspirasi dari patung -patung primitive Afrika dan Liberia yang merupakan hasil penyederhanaan bentuk bentuk alam secara geometris. Begitu pun dengan kubisme yang menyederhanakan objek lukisan menjadi bentuk kubisme lahir sebagai sanggahan kepada kelompok realis yang semu. Lahirnya kubisme mengejutkan dunia seni, karena mengubah persepsi orang terhadap suatu keindahan cenderung menunjukan nilai abstraksi suatu objek ke dalam bentuk geometri tertentu untuk mendapatkan sensasi dan nilai Karya Aliran Seni Rupa Lukis KubismeContoh karya aliran kubisme oleh Pablo Picasso, 1910, Girl with a Mandolin Fanny Tellier, oil on canvas, × cm, Museum of Modern Art, New YorkContoh Karya Aliran Seni Rupa Lukis KubismeSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis KubismeCorak yang menjadi ciri utama aliran ini adalah adanya gambaran yang bentuknya menyerupai bidang-bidang seperti segiempat, segitiga, silinder, lingkaran, bola, kubus, kerucut, dan kotak-kotak. Lukisan berbentuk geometri dengan memperpadukan warna yang sangat Aliran Seni Rupa Lukis KubismeTokoh-tokoh yang memilih aliran musik ini misalnya Pablo Picasso, Cezanne, Albert Glazes, Braque, Fernand Leger, Francis Picabia, Robert Delaunay, dan Juan Seni Rupa Lukis AbstrakismeAliran abstrak merupakan aliran seni yang menggambarkan sebuah bentuk yang tidak berwujud, non figuratif, Abstrak dalam arti murni adalah ciptaan-ciptaan yang tediri dari susunan garis, bentuk dan warna yang sama sekali terbebas dari ilusi atas bentuk-bentuk di alam,Ada dua jenis aliran abstaksionisme, yaitu aliran abstrak kubistis yang mengungkapkan bentuk geometri murni, dan aliran abstrak nonfiguratif yang mengungkapkan perasaan melalui garis dan Ciri Aliran Seni Rupa Lukis AbstrakismeAbstraksionime lahir dan berkembang untuk melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasis figuratif suatu obyek dan tetap menggunakan warna serta bentuk dalam cara non-representasional. Penggunaan garis, warna, serta bentuk yang ditampilkan tidak mengindahkan dari bentuk asli. Abstraksionisme memiliki perpaduan warna yang sangat alam tidak lagi berfungsi sebagai objek ataupun tema yang harus dibawakan, melainkan sebagai motif seni lukis abstrak termasuk kesenian kontemporer yang gambar yang di lukisan tidak menggambarkan objek dunia yang sebenarnya. Abstrakisme memiliki bentuk yang tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang Karya Aliran Seni Rupa Lukis AbstrakismeContoh Karya aliran Abstrakisme oleh Wassily Kandinsky, tanpa judul studi untuk Komposisi VII, abstraksi Première, cat air, tahun Karya Aliran Seni Rupa Lukis AbstrakismeSumber Aliran Seni Rupa Lukis AbstrakismeBeberapa Tokoh aliran Seni Rupa Lukis Abstrakisme antara lain adalah Wassily Kandinsky, dan Naum Gabo, Adolph Gottlieb, Mark Rothko, Clyfford Still, Robert Seni Rupa Lukis DadaismeDadaisme dalam seni rupa berusaha menolak hubungan logis antara pikiran dan ekspresi. Nama dadaisme diambil begitu saja dari sebuah kamus Jerman- Perancis yang berarti bahasa anak anak untuk menyebut kuda ini menentang semua syarat yang berlaku bagi keindahan yang telah ada, bersikap nihilistic, mendukung surealisme dan aliran-aliran yang belakangan Dadaisme dianggap antiseni dan anti perasaan karena lebih merefleksi kekerasan dan kekasaran. Aliran dadaisme menyampaikan sebuah karya seni artistik dari bentuk yang menyeramkan, aneh, mengerikan, magic, dan juga seni rupa dan ciri-ciri karya yang menggunakan aliran ini antara lain tergambarnya sifat dan karakter aneh dari suatu objek misalnya lukisan Ratu Monalisa yang diberi kumis, WC aneh diberi judul dan Karya Aliran Seni Rupa Lukis DadaismeContoh karya aliran dadaisme oleh Raoul Hausmann, ABCD self-portrait, a photomontage tahun 1923–24Contoh Karya Aliran Seni Rupa Lukis DadaismeSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis DadaismeDadaisme dalam menciptakan hasil seni memilih bentuk yang spontan dan pencurahan perasaan sepuasnya. Aliran dadaisme lahir sebagai penolakan terhadap semua kode moral, social, maupun estetika Dadaisme adalah tidak ada estetika, karena estetika dihasilkan oleh pikiran, sedang dunia telah terbukti tanpa pikiran. Dadaisme menggambarkan karakter yang aneh dengan warna yang kontras dan Aliran Seni Rupa Lukis DadaismeAliran ini lahir sekitar bulan Pebruari 1916 di Cabaret Voltaire, Zurich. Karya-karya yang dilahirkan cukup sinis, seperti lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci yang diberi kumis, dan tokoh yang menggunakan aliran seni rupa satu ini diantaranya Max Ernst, Juan Gross, Marcel Duchamp, Hans Arp, dan Picabia, Roull Haussmann, Seni Rupa Lukis SurrealismePada awalnya merupakan gerakan dalam sastra. Surealisme berdasarkan pada keyakinan tentang realitas yang superior dari kebebasan asosiasi yang telah lama merupakan aliran seni rupa yang bertujuan untuk menggambarkan objek yang sering dijumpai dalam mimpi. Lukisan surealisme sangat dekat dan erat dengan dunia imajinasi atau yang di sajikan seolah-olah seperti di alam mimpi. Bentuk lukisan aliran surealisme biasanya mempunyai bentuk yang aneh dan tidak logis seperti halnya hanya khayalan Karya Aliran Seni Rupa Lukis SurrealismeContoh karya aliran Surrealisme oleh Daria Shcherba, Close the Light, We’re eating Pasta, tahun 2019Contoh Karya Aliran Seni Rupa Lukis SurrealismeSumber Aliran Seni Rupa Lukis SurrealismeCiri objek dalam aliran ini adalah keanehan dan kontrol di bawah sadar dari bentuk objek tersebut. Lukisan yang dibuat terkesan aneh dengan gambar penuh dengan imajinasi yang menunjukkan gagasan dan citra yang tidak saling berhubungan namun ditempatkan bersama-sama dalam suatu ruang tertentu dan cara tertentu sehingga melahirkan absurditas yang tidak sama dan Aliran Seni Rupa Lukis SurrealismeBeberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Salvador Dali, Andre Masson. Joan Miro, Sudiardjo, dan Amang Rahman. Salvador Dali, Daria Shcherba,Aliran Seni Rupa Lukis Futurisme Futurisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keindahan dan menjadi aliran pendobrak Kubisme yang dibilang Ciri Aliran Seni Rupa Lukis Futurisme Objek dalam aliran ini memiliki ciri yang cenderung lebih mengabadikan gerak, misalnya lukisan kucing yang berkaki > Aliran Seni Rupa Lukis Futurisme Adapun beberapa tokoh seni dunia yang menggunakan aliran ini misalnya Severini, Boccioni, Umberto, Carlo Cara, Gioccomo Ballad, dan Ruigi Seni Rupa Lukis Neo-Klasik Neo klasik adalah aliran seni rupa yang muncul setelah pecahnya revolusi Perancis. Objek dalam aliran ini bersifat rasional, obyektif, dan seni lukis melanjutkan klasissme yang dipengaruhi oleh hadirnya seniman Aliran Seni Rupa Lukis Neo-Klasik Contoh karya noe klasik adalah Belisarius Begging for Alms; by Jacques-Louis David; 1781; oil on canvas; 288 x 312 cm; Palais des Beaux-Arts de Lille Lille, FranceContoh Aliran Seni Rupa Lukis Neo-KlasikSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis Neo-Klasik Adapun beberapa ciri-ciri antara lain adalah objek lukisan terikat pada norma intelektual akademis, bentuknya selalu seimbang, Batasan-batasan warna bersih dan statis, hiperbolis, raut wajah tenang dan terkesan agung, serta mengandung cerita lingkungan Aliran Seni Rupa Lukis Neo-Klasik Adapun tokoh dalam aliran Neo-Klasik ini adalah Jean-Auguste-Dominique Ingres, Jacques-Louis David,Aliran Seni Rupa Lukis Fauvisme Fauvisme adalah sebuah aliran seni rupa yang muncul sekitar abad XX Masehi. Aliran fauisme memberikan sebuah kebebasan berkekspresi, sehingga menghasilkan objek lukisan menjadi kontras dengan lukisan yang Karya Aliran Seni Lukis FauvismeContoh karya aliran Fauvisme oleh Henri Matisse. Woman with a Hat, 1905. San Francisco Museum of Modern ArtContoh Karya Aliran Seni Lukis FauvismeSumber Ciri Aliran Seni Rupa Lukis FauvismePelukis-pelukis muda yang lahir di masa itu menghasilkan karya dengan ciri warna yang liar, Aliran Fauvisme memakai unsur garis yang di sederhanakan sehingga penikmat dapat melihat dengan jelas. Penggunaan campuran warna dilakukan hingga tidak menunjukan warna Aliran Seni Rupa Lukis FauvismeBeberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Andre Derain, Henry Matisse, Raoul Dufy, Maurice de Vlaminck, dan Kees van Dongen, Henry Seni Rupa Dua Dimensi Lukis Secara umum dalam melukis dibagi dalam dua teknik yang berkaitan dengan material atau bahan, sebagai media untuk melukis adalah Tehnik Aquarel, Teknik Plakat, Teknik Spray, Teknik Pointilis, Teknik Tempera, Teknik basah dan Teknik Seni Lukis AquarelTeknik aquarel merupakan sebuah teknik melukis menggunakan bahan dasar cat air aquarelle dengan menggunakan sapuan warna yang tipis dan halus. Teknik aquarel akam menghasilkan gambar atau lukisan yang bernuansa transparan dan Seni Lukis PlakatTeknik plakat ini merupakan sebuah Teknik melukis dengan menggunakan cat air, cat akrilik, ataupun cat minyak dengan sapuan tebal serta komposisi cat yang kental. Teknik plakat akan memberikan sebuah kesan colorfull pada sebuah karya lukis plakat lebih sering digunakan oleh seniman lukis profesional untuk menghasilkan sebuah lukisan indah dan menawan yang mempunyai nilai ekonomi yang Seni Lukis SpraySpray atau teknik semprot merupakan sebuah teknik lukis dengan cara menyemprotkan cat ke media bertujuan untuk menghasilkan sebuah lukisan yang lebih halus dan tampak lebih nyata dalam segi spray ering digunakan untuk melukis sebuah graffiti di tembok- tembok jalanan ataupun di sebuah gedung atau rumah yang tak Seni Lukis PointilisTeknik seni lukis pointilis merupakan salah satu teknik yang membutuhkan kesabaran tinggia dalam mewujudkan pointilis diwujudkan dengan menggunakan unsur rupa titik hingga menjadi sebuah lukisan yang indah dan pointilisi terkadang menggunakan beberapa warna sekaligus untuk menciptakan gradasi warna yang indah untuk mengatur gelap terang dari lukisan Seni Lukis TemperaTeknik lukis tempera merupakan teknik seni lukis dengan cara mencampurkan kuning telur ke dalam cat sebagai bahan tempera dapat menggunakan kayu sebagai kanvasnya atau dapat juga langsung melukiskan ke Seni Lukis BasahTeknik basah adalah sebuah teknik dalam menggambar atau melukis yang menggunakan media yang bersifat basah atau memakai media air dan minyak cair, seperti cat air, cat minyak, tempera, tinta, rapido gram dan basah diwujudkan dengan cara mengencerkan cat minyak dengan menggunakan linseed oil atau minyak cat. Setelah cat encer dalam kekentalan tertentu, kemudian di poleskan di atas permukaan kanvas dengan kuas berbulu bulu karya yang dihasilkan dengan menggunakan Teknik basah diantaranya adalah sketsa tinta cina atau di Jepang disebut Seni Lukis KeringTeknik kering kebalikan dari teknik basah, menggambar atau melukis dengan bahan kering seperti charcoal arang gambar, pensil, orang dan menggunakan cat, maka kuas yang digunakan haruslah dalam keadaan kering serta tidak berminyak. Untuk teknik ini disarankan menggunakan cat yang baru keluar dari dalam kering sudah berusia tua yaitu sejak zaman Paleolitikum sekitar tahun SM, dengan menggoreskan warna alam ke dinding gua. Jenis gambar yang dihasilkan dengan teknik kering adalah stippling dan kering cocok digunakan untuk melukis dengan kesan volume serta keruangan, seperti naturalisme, realisme dan Soal Ujian Seni Rupa LukisSoal 1. Aliran realisme adalah sebuah aliran yang menyampaikan sebuah karya seni lukis dengan apa adanya seperti tampilan dalam kehidupan nyata sehari-hari. ciri dari lukisan beraliran realisme adalah….a. komposisi seimbangb. Lukisan yang dibuat lebih terlihat menyatu dengan Pembuatan gambar penuh dengan imajinasi dan Lukisan tidak begitu penuh Mempunyai sebuah kemewahan yang lebih dari 2. Teknik aquarel merupakan sebuah teknik melukis menggunakan bahan dasar cat air aquarelle dengan menggunakan sapuan warna yang….a. Tebal dan halusb. Tipis dan halusc. Tipisd. Haluse. Banyak airSoal 3. Tokoh seniman Indonesia yang mempopulerkan aliran ekspresionisme adalah….a. Affandib. Raden Salehc. Basuki Abdullahd. Sudiarjoe. Amang RahmanSoal 4. Unsur yang mendukung seni lukis yang pertama adalah unsur visual. Berikut ini bentuk-bentuk dari unsur visual adalah…a. Titik, Tekstur dan imajinasib. Titik, garis, bidang, tekstur dan warnac. Warna dan Imajinasid. Konsep dan nilai artistike. Warna dan nilai estetikWarga Negara Pengertian Asas Ius Sanguinis Soli Apatride Bipatride Multipatride Stelsel Aktif Pasif Prinsip Hak Dan KewajibanUnsur Wujud Budaya 1. Wujud Kebudayaan Sistem Ide 2 . Wujud Kebudayaan Sistem Aktivitas 3. Wujud Kebudayaan Sistem ArtefakSistem Demokrasi Pengertian Asas Prinsip Jenis Bentuk Nilai Dasar Ciri Sikap Perilaku Positif DemokrasiSistem Tata Surya Matahari Planet Meteoroid Asteroid Komet Satelit, Pengertian Contoh Soal,Agama Pengertian Ciri Jenis Fungsi Unsur Agama Bumi Alam Wahyu Universal,Batu marmer terbentuk dari batu … yang mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggiSeni Kriya Pengertian, Contoh, Fungsi, Jenis, Teknik RancangSistem Informasi Geografi SIG Pengertian Cara Kerja Komponen Jenis Data Prinsip Analisis Kegunaan SIGBagian komet yang arahnya selalu menjauhi Matahari adalah ….,Perhatikan benda- benda langit berikut! Yang termasuk planet penyusun tata surya adalah ….,123456...9>>Daftar PustakaSumardjo, J., 2000, “Filsafat Seni”, Penerbit ITB, sp., 1990, “Tinjauan seni. Sebuah pengantar untuk apresiasi seni”, Suku Dayar Sana, Supardi, 1990, “Sejarah Seni Rupa Eropa”, IKIP Semarang Press, 1986, “Seni, Desain dan Teknologi”, Pustaka, Puspita, 2004, “Kupas Tuntas Teknik Proses Membatik”, Absolut, Teguh, 1984, “Pengantar Pendidikan Seni Rupa”, Penerbit Yayasan Kanisius, Budiman, 1988, “Penuntun Pelajaran Seni Rupa”, Ganeca Exact, J., 2010, “Filsafat Seni”, Penerbit PT. Gramedia, JakartaSahman, Humar, 1993, “Mengenal Dunia seni Rupa”, IKIP Semarang, Semarang- Gaya atau aliran dalam seni rupa adalah suatu ciri khas dari suatu karya seni rupa yang secara temurun tidak akan berubah. Dikutip dari Buku Pendidikan Seni Rupa Estetik Sekolah Dasar 2020 oleh Arina Restian, suatu karya seni rupa tergantung bagaimana gaya yang dipilih seniman yang membaca gaya suatu karya seni sebenarnya sama dengan mempelajari latar belakang gagasan seorang seniman. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yakni tradisional, modern, dan post modern/posmo. Berikut penjelasan rinci mengenai masing-masing gaya seni rupa tersebut Baca juga Aliran-aliran Seni Rupa PramodernTradisional Gaya seni rupa tradisional mempunyai sifat turun-temurun, artinya seni rupa yang diciptakan oleh masyarakat tidak mengalami perubahan dari masa ke masa. Gaya seni rupa tradisional dapat dibedakan menjadi dua, yakni primitif dan klasik. Berikut penjelasannya Primitif, yakni gaya primitif mempunyai ciri-ciri sederhana, baik dari segi bentuk dan warnanya. Klasik, yakni gaya klasik sudah mengalami perubahan gaya, dari yang sederhana menjadi rumit dan ornamental. Baca juga Aliran Seni Rupa Pop Art Pengertian dan Sejarahnya Modern Gaya seni rupa modern adlaah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan dan pembaruan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yakni representatif, deformatif, dan non-representatif. Berikut penjelasannya Representatif Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam.
.